HEMATOLOGI
Hematologi
adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah
dan penyakitnya. Khususnya jumlah dan morfologi sel-sel darah, serta sumsum
tulang. Darah adalah jaringan khusus yang berbeda dengan organ lain, karena
berbentuk cairan. Jumlah darah dalam tubuh adalah 6-8% berat tubuh total. 45
sampai 60% darah terdiri dari sel-sel, terutama eritrosit, leukosit dan
trombosit. Fungsi utama darah adalah sebagai media transportasi, serta
memelihara suhu tubuh dan keseimbangan cairan (Atul dan Victor, 2008).
Pemeriksaan
panel hematologi (hemogram) terdiri dari leukosit, eritrosit,
hemoglobin,hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit. Pemeriksaan hitung darah
lengkap terdiri darihemogram ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari
neutrofil (segmented dan bands), basofil, eosinofil, limfosit dan monosit
(Menkes RI, 2011).
Rentang
nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, anak anak dan remaja,
umumnya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa tahun kemudian.
Nilai pada orang dewasa umumnya lebih tinggi dibandingkan tiga kelompok umur di
atas. Pemeriksaan hemostasis dan koagulasi digunakan untuk mendiagnosis dan
memantau pasien dengan perdarahan, gangguan pembekuan darah, cedera vaskuler
atau trauma (Darda, 2016).
1. DARAH
Darah
adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan- bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Darah terdiri dari 55% plasma Darah (bagian cair
darah) dan 45% korpuskuler (bagian padat darah).
2. PLASMA
DARAH
Plasma
darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi
sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki sarana
kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9%
mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti
lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma
darah merupakan cairan darah yang ber!ungsi untuk mengangkut dan mengedarkan
sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme
dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.
Di
dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu :
1. Albumin
berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
2. Globulin
berfungsi untuk membentuk zat antibod
3. Fibrinogen
adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah
3. KORPUSKULER (Bagian Padat Darah)
Korpuskuler
terdiri dari tiga bagian :
1.
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel
darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung sel. Eritrosit
merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah
biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah
dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru- paru. Pada saat darah mengalir
ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat
karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5
mg dan laki-laki 13,0 mg. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya
terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi,sehingga diperlukan diet
seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,
demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang
maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan
hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit
terganggu.
Bentuk
sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk piringan pipih seperti
donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya
sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang
terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling
banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah
seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap satu
milimeter kubik (1 mm3) darah terdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa,
jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta.
Sel
darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. proses dimana eritrosit diproduksi
dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi
partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak
dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati
menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah
ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah
tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per
detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa
ginjal. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang
berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah
yang beredar.
2.
Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel
darah putih (leukosit) jauh lebih besar
daripada sel darah merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit
daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6000-9000
sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus).
Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding
kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan
limfa (kura). Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna
(bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar
daripada sel darah merah.
Berdasarkan
ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi :
1)
Leukosit Bergranula (Granulosit)
· Neutrofil
adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat
netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah
kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang
memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera
melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta
menghancurkannya.
· Eusinofil
adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eusinofil
akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya
bersifat asam. Itulah sebabnya eusinofil akan menjadi merah tua apabila
ditetesi dengan eosin. Eusinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eusinofil
adalah untuk memerangi bakteri, mengatur
pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.
· Basofil
adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%.
Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofiil ditetesi dengan
larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis.
Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut
heparin.
2)
Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
· Limfosit
adalah leukosit yang tidak memiliki granula. Inti selnya hampir bundar dan
terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20%-30% penyusun sel
darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu.
Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
· Monosit
adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat
panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.
3.
Keping Darah (Trombosit)
Dibandingkan
dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran paling kecil, bentuknya
tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat dalam sumsum
merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000-300.000 butir
keping darah. Trombisit yang lebih dari 300.000 disebut Trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000 Trombositopenia. Trombosit hanya mampu
brtahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses pembekuan darah.
Pada saat mengalami luka, permukaan
luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang
kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya
enzim trombokinase yang terkandung didalamnya. Enzim trombokinase dengan
bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat didalam tubuh dapat
mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya trombin merangsang fibrinogen
untuk membuat fibrin atau benang-benang. Benang-benang fibrin segera membentuk
anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.
PERTANYAAN
1.
Berapakah jumlah sel darah merah pada
wanita, pria dan anak-anak?
2.
Apa saja yang ditimbulkan jika terjadi
gangguan pada sistem peredaran darah?
3.
Fungsi darah adalah?